Event

Perbedaan Kanker Paru dan Penyakit Paru Kronis: Kenali Gejala dan Penanganannya

KALGen Academia Team
26 June 2025
Bagikan
Share to Facebook Share to Twitter Share to Whatsapp

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Kanker Paru adalah penyebab utama kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) di seluruh dunia. Karena kedua penyakit ini memiliki beberapa faktor risiko yang sama, keduanya dapat terjadi bersamaan pada individu yang rentan. 


PPOK memiliki prevalensi sebesar 7% hingga 19% dan merupakan penyebab kematian nomor 3 di seluruh dunia, sementara kanker paru adalah salah satu kanker yang paling umum didiagnosis dan penyebab kematian akibat kanker nomor satu di dunia.


Apa itu Kanker Paru-Paru? 

Kanker paru-paru terjadi ketika sel di paru-paru tumbuh tidak terkendali, membentuk massa (tumor) yang bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya. Paru-paru sendiri adalah dua organ utama di dada yang berfungsi penting dalam proses pernapasan. Perokok aktif maupun pasif memiliki risiko tertinggi terkena kanker paru. Namun, kanker paru juga bisa menyerang orang yang tidak merokok, terutama jika ada paparan polusi, radon, atau faktor genetik.


Apa itu Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)?

PPOK adalah kondisi yang disebabkan oleh kerusakan permanen pada saluran napas, terutama akibat paparan asap rokok, asap pembakaran, dan polusi udara atau bahan kimia berbahaya. Kerusakan ini menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran napas, sehingga aliran udara menjadi terbatas dan napas terasa berat. PPOK adalah penyakit progresif, artinya semakin lama semakin memburuk. Gejalanya berkembang perlahan, namun dapat membatasi aktivitas harian, seperti berjalan, menaiki tangga, bahkan berbicara dalam waktu lama.


PPOK bukan hanya satu penyakit, tapi terdiri dari dua kondisi utama yang sama-sama mengganggu pernapasan. Kedua kondisi ini sering terjadi bersamaan, tetapi memiliki proses kerusakan yang berbeda di paru-paru. Perama adalah Emfisema. Emfisema terjadi ketika dinding antar kantung udara (alveoli) di paru-paru rusak. Akibatnya, kantung-kantung udara tersebut bergabung menjadi ruang udara yang lebih besar tapi kurang efektif, sehingga pertukaran oksigen jadi terganggu. Kedua adalah bronkitis kronis. Bronkitis kronis disebabkan oleh peradangan dan iritasi jangka panjang pada saluran udara (bronkus). Saluran napas menjadi bengkak dan memproduksi lendir berlebihan, sehingga menyulitkan aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru.


Mengenal Gejala Kanker Paru-Paru dan PPOK: Apa Bedanya?


Gejala Kanker Paru-Paru

Kanker paru biasanya tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala biasanya muncul ketika penyakit sudah masuk tahap lanjut atau mulai menyebar ke organ lain. 


Tanda dan gejala kanker paru-paru yang terjadi di dalam dan sekitar paru-paru meliputi:

  • Nyeri dada

  • Batuk berdarah

  • Sesak nafas


Tanda dan gejala yang terjadi ketika kanker paru-paru menyebar ke bagian tubuh lain mungkin meliputi:

  • Nyeri tulang

  • Sakit kepala

  • Kehilangan berat badan secara drastis


Gejala PPOK

PPOK adalah kondisi yang berkembang perlahan dan progresif, artinya gejalanya memburuk seiring waktu, terutama jika seseorang tetap terpapar asap rokok atau polusi. 


Gejala utama PPOK meliputi:

  • Sulit bernafas

  • Suara napas yang berbunyi seperti siulan saat bernafas

  • Batuk terus-menerus yang dapat mengeluarkan banyak lendir


Bagaimana Kanker Paru dan PPOK beririsan?


Tahukah Anda bahwa Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan kanker paru-paru tidak hanya sama-sama menyerang paru-paru, tapi juga bisa terjadi bersamaan? Faktanya, banyak pasien dengan PPOK yang kemudian didiagnosis juga dengan kanker paru. Keduanya berbagi faktor risiko yang sama, terutama kebiasaan merokok, dan bisa saling memperburuk kondisi satu sama lain.


PPOK dapat menjadi faktor pendorong dalam perkembangan kanker paru, dengan meningkatkan stres oksidatif dan kerusakan DNA yang dihasilkan, paparan kronis terhadap sitokin pro-inflamasi, penekanan mekanisme perbaikan DNA, dan peningkatan proliferasi sel.

1. Stres Oksidatif dan Kerusakan DNA

PPOK menyebabkan peradangan kronis di paru-paru. Kondisi ini meningkatkan stres oksidatif, yaitu ketidakseimbangan antara radikal bebas dan sistem pertahanan tubuh. Radikal bebas bisa merusak DNA sel, dan dalam jangka panjang, meningkatkan risiko terjadinya mutasi genetik yang memicu kanker.

2. Paparan Sitokin Pro-Inflamasi

Pada PPOK, tubuh melepaskan zat-zat peradangan (sitokin) dalam jumlah tinggi secara terus-menerus. Zat ini membuat lingkungan paru menjadi iritatif dan tidak stabil, yang dapat memicu pertumbuhan sel-sel tidak normal.

 3. Penurunan Kemampuan Memperbaiki DNA

Pada pasien PPOK, mekanisme perbaikan DNA tubuh cenderung terganggu. Akibatnya, ketika ada kerusakan genetik akibat rokok atau polusi, tubuh tidak bisa memperbaikinya dengan baik — dan risiko kanker meningkat.

4. Peningkatan Proliferasi Sel

Peradangan kronis pada PPOK juga bisa menyebabkan sel-sel di paru membelah lebih cepat dari normal. Ketika pembelahan ini terjadi terus-menerus tanpa kontrol, risiko terbentuknya sel kanker menjadi lebih besar.

Implikasi

Kanker paru-paru masih menjadi salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia. Banyak kasus terlambat terdiagnosis karena gejalanya muncul di tahap lanjut, dan pengobatan pun sering kali tidak lagi efektif. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa.

Bagi pasien yang sudah menderita PPOK, risiko terkena kanker paru menjadi lebih tinggi. Karena itu, para ahli menyarankan agar pasien PPOK menjalani pemeriksaan rutin, misalnya dengan CT scan dosis rendah, untuk mendeteksi tanda-tanda awal kanker paru. Pemeriksaan ini bisa meningkatkan kemungkinan pengobatan berhasil, karena kanker terdeteksi sebelum menyebar terlalu jauh.

Dalam kesimpulannya, 

  • PPOK dan kanker paru adalah dua penyakit serius yang saling berkaitan.

  • Keduanya bisa menurunkan kualitas hidup dan memperburuk prognosis (perkiraan hasil pengobatan) pasien.

  • Orang-orang dengan risiko tinggi — seperti perokok, mantan perokok, dan mereka yang terpapar polusi udara — harus lebih waspada dan aktif menjaga kesehatan paru-paru mereka.




Sumber


LOADING ...